UNIVERSITAS GUNADARMA
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
“ BAHASA
INDONESIA ”
Sistem Informasi
– 3KA22
Bayu Kurniawan
(11111431)
Dede
Edwin Hidayat (11111793)
UNIVERSITAS
GUNADARMA
2014
1. PENGERTIAN EJAAN
Ejaan adalah
keseluruhan peraturan bagaimana melambangkan bunyi-bunyi ujaran, bagaimana
menempatkan tanda-tanda baca, bagaimana memotong-motong suatu kata, dan
bagaimana menggabungkan kata-kata.
Atau ejaan adalah suatu keseluruhan sistem penulisan
bunyi-bunyi bahasa yang meliputi :
l Perlambangan fonem dengan huruf (tata bunyi)
l Ketetapan penulisan satuan-satuan bentuk kata dasar, kata ulang,
kata majemuk, dan lain sebagainya.
l Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagiannya dengan
mengunakan tanda baca.
2. MACAM-MACAM EJAAN
A.
Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen
disebut juga Ejaan Balai pustaka. Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya
sejak tahun 1901 sampai 1947.Ejaan ini merupakan karya Ch.A. Van Ophuysen,
dimuat dalam kitab Logat Melayoe (1901).
Ciri khusus ejaan
Van Ophuysen:
Ejaan ini
digunakan untuk menuliskan kata-kata Melayu menurut model yang dimengerti oleh
orang Belanda, yaitu menggunakan huruf Latin dan bunyi yang
mirip dengan tuturan Belanda, antara lain:
1)
Huruf (u) ditulis (oe). Contohnya nama orang "Suwarso" menjadi
Soewarso".
2)
Komahamzah (k) ditulis dengan
tanda (’) pada akhir kata contohnya bapa’, ta’
3)
Jika pada suatu kata berakhir
dengan huruf (a) mendapat akhiran (i), maka di atas akhiran itu diberi tanda
trema (”)
4)
Huruf (c) yang pelafalannya
keras diberi tanda (’) diatasnya
5)
Kata ulang diberi angka 2,
misalnya: janda2 (janda-janda)
6)
Kata majemuk dirangkai ditulis
dengan 3 cara :
a.
Dirangkai menjadi satu,
misalnya (hoeloebalang, apabila)
b.
Dengan menggunakan tanda
penghubung misalnya, (rumah-sakit)
c.
Dipisahkan, misalnya
(anaknegeri)
7)
Huruf hidup yang diberi titik
dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö, menandai bahwa huruf tersebut dibaca
sebagai satu suku kata, bukan dipotong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda
sampai saat ini.
8)
Kebanyakan catatan tertulis
Bahasa Melayu pada masa itu menggunakan huruf Arab yang dikenal sebagai tulisan
Jawi.
B. Ejaan Republik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik
dimuat dalam surat keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Mr. Soewandi
No.264/Bhg. A tanggal 19 maret 1947.Sebab ejaan ini disebut sebagai Ejaan
Suwandi. Sistem ejaan suwandi merupakan sistem ejaan latin untuk Bahasa
Indonesia.
Ciri khusus Ejaan
Republik/ Suwandi :
1)
Huruf (oe) dalam ejaan Van
Ophuysen berubah menada (u).
2)
Tanda trema pada huruf (a) dan
(i) dihilangkan.
3)
Koma ‘ain dan koma hamzah
dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan (k) misalnya kata’ menjadi katak.
4)
Huruf (e) keras dan (e) lemah
ditulis tidak menggunakan tanda khusus, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5)
Penulisan kata ulang dapat
dilakukan dengan dua cara.
Contohnya :
a. Berlari-larian
b. Berlari2-an
6)
Penulisan kata majemuk dapat
dilakukan dengan tiga cara
Contohnya :
a. Tata laksana
b. Tata-laksana
c. Tatalaksana
7)
Kata yang berasal dari bahasa
asing yang tidak menggunakan (e) lemah (pepet) dalam Bahasa Indonesia ditulis
tidak menggunakan (e) lemah, misalnya: (putra) bukan (putera), (praktek) bukan
(peraktek).
C. Ejaan
Bahasa Indonesia yang Disempurnakan/EYD
Pada Pada
tanggal 16 Agustus 1972 Presiden Republik Indonesia meresmikan pemakaianEjaan
Bahasa Indonesia. Peresmian ejaan baru itu berdasarkan Putusan Presiden No.
57,Tahun 1972. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan menyebarkan buku kecil yang
berjudul Pedoman Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan, sebagai patokan
pemakaian ejaan itu.
Karena
penuntun itu perlu dilengkapi, Panitia Pengembangan Bahasa Indonesia,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang dibentuk oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan dengan surat putusannya tanggal 12 Oktober 1972, No. 156/P/1972
(Amran Halim, Ketua), menyusun buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan yang berupa pemaparan kaidah ejaan yang lebih luas. Setelah itu,
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan surat putusannya No. 0196/1975 memberlakukan
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum
Pembentukan Istilah. Pada tahun 1987 kedua pedoman tersebut direvisi. Edisi
revisi dikuatkan dengan surat Putusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
0543a/U/1987, tanggal 9 September 1987.
Pemakaian Huruf
Apabila dibanding dengan Ejaan Suwandi,
ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan menggunakan huruf abjad lebih banyak.
Ejaan Suwandi hanya menggunakan 19 huruf sedangkan Ejaan Bahasa Indonesia yang
tlah Disempurnakan menggunakan 26 huruf.Jumlah huruf dalam abjad ada 26
buah.Ini berarti ejaan kita sekarang telah memanfaatkan semua huruf yang
terdapat dalam abjad.Kebijakan ini merupakan suatu langkah maju dalam
pengembangan Bahasa Indonesia.
Pemakaian Bahasa Indonesia ingin berkembang
dan maju dalam segala bidang seirama dengan tuntutan pembangunan. Langkah
praktis yang ditempuhnya dengan menyerap unsur-unsur asing (yang mengandung
konsep yang tidak terdapat dalam Bahasa Indonesia) dalam pemakaian Bahasa
Indonesia.karena tidak ada konsepnya dalam Bahasa Indonesia, mereka menyerap
unsur asing, misalnya, izin, folio, dan vak dalam Bahasa Indonesia. Dengan
demikian, unsur bunyi z, f, v yang tadinya tidak ada dalam Bahasa Indonesia
menjadi ada .hal ini tidk dapat dihindari, sebab situasi dan kondisi menuntut
yang seperti itu. Kita tidak pantas lagi mengikuti aliran purisme yang mempertahankan “keaslian” bahasanya secara tidak
proposional.Menyadari keadaan yang demikian itulah, ejaan kita sekarang
menerima pemakaian huruf z, f, v, q, x, dan c dalam Bahasa Indonesia, walaupun
pemakaiannya dalam batas-batas tertentu.
Huruf q dan x pemakaiannya dibatasi hanya
dalam keperluan ilmu dan nama. Jadi, dalam pemakain umum, yaitu dalam kata-kata
umum dan istilah, kedua huruf itu belum dapat dipakai. Dalam matematika,
misalnya, dapat menandai sesuatu dengan q da x. begitu juga nama Baihaqi, Iqbal
(nama orang); dan xerox, Xerxes, sinar-X (nama barang) dibenarkan. Tetapi
kata-kata asing aquarium, equator, quadrat, extra, dan taxi harus dituliskan
akuarium, ekuator, kuadrat, ekstra, dan taksi.Jadi q diganti k dan x digantti
ks.
Huruf f dan v, walaupun dalam Bahasa
Indonesia keduanya dibunyikan sama tetap dipakai secara berbeda. Kata-kata
asing yang diucapkan (f) tak bersuara oleh pemakaian bahasa asing yang
bersangkutan ditulis f dalam Bahasa Indonesia, sedangkan yang diucapkan (v)
besuara oleh pemakaian bahasa asing yang bersangkutan dilambangkan dengan v.
jadi, kata-kata asing factor, physiology, photocopy, vitamin, television, dan
vacuum diubah menjadi faktor, fisiologi, fotokopi, vitamin, televisi, dan
vakum.
Sedangkan huruf c dan y pemakaian kedua
huruf ini sebagai realisasi kerjasama antara indonesia dan Malaysia, khususnya
dalam hal pengembangan dan pembinaan kedua bahasa, yaitu Bahasa Melayu dan
Bahasa Indonesia . apabila pada Ejaan suwandi penulisan bunyi (cacat) dan
(sayat) ditulis tjatjat dan sajat, maka pada ejaan sekarang ditulis cacat dan
sayat. Dalam Bahasa Melayu pun ditulis cacat dan sayat.
Bunyi (z) pada unsur asing yang masuk kedalam
Bahasa Indonesia ditulis sebagai bunyi aslinya, yaitu z. oleh sebab itu, kata
zakat, ziarah, zebra, zat, zodiac yang dianggap tepat, tetapi bukan jakat,
jiarah, jebra, jat, dan sodiak
Huruf
|
Nama
|
Bunyi yang dilambangkan
|
A
|
A
|
A
|
B
|
Be
|
B dan P
|
C
|
Ce
|
C
|
D
|
De
|
D dan T
|
E
|
E
|
E
|
F
|
Ef
|
F
|
G
|
Ge
|
G dan K
|
H
|
Ha
|
H
|
I
|
I
|
I
|
J
|
Je
|
Je
|
K
|
Ka
|
K dan G
|
L
|
El
|
L
|
M
|
Em
|
M
|
N
|
En
|
N
|
O
|
O
|
O
|
P
|
Pe
|
P
|
Q
|
Ki
|
K
|
R
|
Er
|
R
|
S
|
Es
|
S
|
T
|
Te
|
T
|
U
|
U
|
U
|
V
|
Ve
|
F
|
W
|
We
|
W
|
X
|
Eks
|
Ks
|
Y
|
Ye
|
Y
|
Z
|
Zet
|
Z
|
Masalah lain yang perlu dibicarakan sehubungan dengan pemakaian huruf ini ialah tentang pelafalan huruf. Di dalam pedoman ejaan sekarang ini telah disebutkan tentang pelafalan huruf abjad yang dipakai dalam Bahasa Indonesia. Secara terperinci, huruf-huruf serta nama dan bunyinya sebagai berikut.
Selain huruf-huruf abjad di atas dalam Bahasa Indonesia juga dikenal Huruf Diftong. Huruf Diftong merupakan dua bunyi vokal yang dirangkap dalam satu suku kata. Di antara dari huruf-huruf diftong tersebut ialah:
Huruf Diftong
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
Ai
Au
Oi
Ei
|
Ain
Aula
-
-
|
Syaitan
Saudara
Boikot
Pleistosen
|
Pandai
Harimau
Amboi
Survei
|
Terlepas dari huruf abjad utama pula dalam
Bahasa Indonesia terdapat gabungan huruf konsonan yang membentuk sebuah bunyi.
Contohnya adalah:
Gabungan Huruf Konsonan
|
Contoh Pemakaian dalam Kata
|
Awal
|
Tengah
|
Akhir
|
Kh
Ng
Ny
Sy
|
Khusus
Ngilu
Nyata
Syarat
|
Akhir
Bangun
Hanyut
Isyarat
|
Tarikh
Senang
-
-
|