RFID
telah dikenal sejak tahun 1940-an, namun baru pada saat sekaranglah dapat
dicapai perkembangan yang pesat menjadi teknologi murah dan efektif untuk
digunakan di berbagai bidang. RFID atau Radio Frequency Identification, adalah
sebuah sistem identifikasi melalui frekuensi radio dengan melibatkan perangkat
keras yang dikenal sebagai interogator atau pembaca dan tag , juga dikenal
sebagai label , serta perangkat lunak atau RFID middleware RFID. Sebagai metode
pengidentifikasian obyek maka RFID dapat digunakan untuk menyimpan atau
menerima data secara jarak jauh dengan menggunakan suatu piranti bernama RFID
tag atau transponder.
RFID
merupakan salah satu teknologi dari sistem pengindentifikasian suatu objek
secara otomatis(Auto ID) selain barcode Optical character Recognition(OCR),
biometric, dan Smartcard (Finkenzeller,2003). Berbagai pengindentifikasian
tersebut telah banyak membantu dalam berbagai bidang pengidentifikasian objek
yang dapat dikembangkan dan diterapkan untuk militer dan pemerintahan, rumah
sakit, sekolah, universitas, lembaga riset dan laboratorium, penerbangan,
paspor, bisnis retail, transportasi, gerbang jalan tol, museum, pergudangan,
perpustakaan, parkir, dan banyak lagi lainnya.
SEJARAH
SINGKAT
RFID pertama kali diperkenalkan pertamakali sebagai alat spionase Pemerintah
Rusia oleh Leon Theremin sekitar tahun 1945. Namun sebenarnya alat yang dipakai
Theremin ini sebenarnya masih bersifat pasif sebagai alat pendengar dan bukan
berujud suatu identification tag. Teknologi yang digunakan oleh RFID sendiri
sebenarnya sudah ada sejak tahun 1920 an. Suatu teknologi yang lebih dekat
dengan RFID, yang dinamakan IFF transponder, beroperasi pada tahun 1939 dan
digunakan oleh Inggris pada Perang Dunia II untuk mengenali pesawat udara musuh
atau teman. Implementasi RFID saat ini semakin menarik perhatian banyak karena
digunakan oleh supermarket atau retailer.
TIPE
DAN FREKUENSI RFID
Ada 3 tipe tag RFID, aktif, semi-pasif dan pasif. RFID tag dapat berupa pasif,
aktif atau pasif dibantu baterai. RFID pasif tidak menggunakan baterai ,
sedangkan yang aktif memiliki baterai on-board yang selalu memancar atau
menjadi suar sinyal. Sebuah baterai pasif dibantu (BAP) memiliki baterai kecil
di papan yang diaktifkan ketika di hadapan sebuah pembaca RFID.
Suatu RFID tag adalah sebuah benda kecil, misalnya
berupa stiker adesif yang dapat ditempelkan pada suatu barang atau
produk. RFID tag berisi antena yang memungkinkan peralatan itu menerima dan
merespon terhadap suatu query yang dipancarkan oleh suatu RFID transceiver.
Kebanyakan RFID tag mengandung setidaknya dua bagian: satu adalah sebuah
sirkuit terpadu untuk menyimpan dan pengolahan informasi, modulasi dan
demodulasi sebuah frekuensi sinyal radio (RF) , dan fungsi khusus lainnya, yang
lain adalah antena untuk menerima dan mengirimkan sinyal.
Pembaca (reader) RFID diklasifikasikan menjadi dua
jenis: RFID tetap dan ponsel RFID . Jika pembaca membaca tag di posisi
stasioner, hal itu disebut RFID tetap. Pembaca tetap adalah menetapkan zona
interogasi tertentu dan menciptakan "gelembung" energi RF yang dapat
dikontrol ketat. Hal ini memungkinkan area membaca sangat definitif pada saat
tag masuk dan keluar dari zona interogasi. Di sisi lain, jika pembaca mobile
ketika pembaca membaca tag, hal itu disebut ponsel RFID.
Tag ini murah untuk diproduksi dan cukup kecil untuk
disisipkan pada item apapun. Aktif dan semi-pasif tag bekerja pada baterai
internal. Tag aktif menggunakan baterai untuk mengirim sinyal kepada pembaca,
sedangkan tag semi-aktif tergantung pada alat pembaca dalam batas jangkauannya.
Tag aktif dan semi-pasif, mengandung lebih banyak hardware dan karena itu lebih
mahal. Tag ini digunakan untuk barang-barang mahal dan mampu menangkap data
untuk jarak yang lebih jauh. Tag pasif bergantung sepenuhnya pada pembaca untuk
sinyal. Sinyal untuk tag ini bisa mencapai jarak 20 kaki. Mereka lebih murah
untuk memproduksi dan digunakan untuk item yang lebih murah. Sebuah botol
shampo akan memiliki tag pasif, yang sekali pakai dengan botol shampo.
Ada tiga jenis penyimpanan data dalam tag RFID. Ini
adalah baca-tulis, hanya membaca dan WORM (menulis pernah membaca
berkali-kali). Data Sebuah tag read-write s dapat ditambahkan ke atau ditimpa.
Baca tag hanya memiliki data yang hanya dapat dibaca, tidak ditambahkan atau
ditimpa. Tag WORM dapat memiliki data tambahan tetapi tidak dapat ditimpa. Tag
RFID(transfonder) akan mengenali diri sendiri ketika mendekteksi sinyal dari
perangkat yang hanya dapat dibaca saja (Red only) dibaca dan ditulis
(Read/Wtite) sekali tulis dan banyak baca (write once read many) juga tidak
memerlukan kontak langsung maupun jalur cahaya untuk dapat beroperasi RFID
dapat berfungsi pada berbagai variasi kondisi
lingkungan dan menyediakan tingkat integritas data yang tinggi.
RFID tag yang pasif tidak memiliki power supply
sendiri. Dengan hanya berbekal induksi listrik yang ada pada antena yang
disebabkan oleh adanya frekuensi radio scanning yang masuk, sudah cukup untuk
memberi kekuatan yang cukup
bagi RFID tag untuk mengirimkan respon balik. Sehubungan dengan power dan
biaya, maka respon dari suatu RFID yang pasif biasanya sederhanya, hanya nomor
ID saja. Dengan tidak adanya power supply pada RFID tag yang pasif maka akan
menyebabkan semakin kecilnya ukuran dari RFID tag yang mungkin dibuat.
Ada empat macam RFID tag yang sering digunakan bila
dikategorikan berdasarkan frekuensi radio, yaitu:
1.
low frequency tag (antara 125 ke 134 kHz)
2.
high frequency tag (13.56 MHz)
3.
UHF tag (868 sampai 956 MHz), UHF tag tidak
bisa digunakan secara global, karena tidak ada peraturan global yang mengatur
penggunaannya.
4.
Microwave tag (2.45 GHz)
Pada dasarnya chip RFID berperan sama dengan dengan
Barcode, magnetik, smart card, punchcard, kode/no rekening pada buku check,
label, dll. Adapun cara kerja daripada RFID yaitu:
Sebuah alat pembaca RFID akan selalu memancarkan signal
/ freq tertentu secara terus-menerus sampai terdapat sebuah chip RFID menerima
signal tersebut pada jarak jangkauan tertentu tergantung dengan antena yang
terpasang.
Sebuah chip RFID melintasi area dari pembaca RFID
tersebut, dimana chip tersebut akan secara otomatis aktif jika freq yang
dipancarkan sesuai dengan freq yang di set didalam chip RFID tersebut yaitu
membalas dengan cara mengirimkan data yang terdapat didalamnya.
Alat pembaca yang menggirimkan freq tersebut akan
menerima data yang dikirimkan oleh chip RFID, lalu melanjutkan data tersebut ke
komputer/microkontroller untuk diolah.
Jika data yang terkirim tersebut sesuai dengan yang
diinginkan, maka akan dilakukan sesuai sesuai dengan keinginan. Sebagai contoh
membuka pintu, mengabsen, dll.
Adapun
kelebihan daripada RFID dibandingkan alat-alat yang sejenis yaitu :
·
Data yang dapat ditampung lebih banyak
daripada alat bantu lainnya (kurang lebih 2000 byte)
·
Ukuran sangat kecil (untuk jenis pasif
RFID) sehingga mudah ditanamkan dimana-mana
·
Bentuk dan design yang flexibel sehingga
sangat mudah untuk dipakai diberbagai tempat dan kegunaan karena chip RFID
dapat dibuat dari tinta khusus.
·
Pembacaan informasi sangat mudah, karena
bentuk dan bidang tidak mempengaruhi pembacaan, seperti sering terjadi pada
barcode, magnetik dll.
·
Jarak pembacaan yang flexibel bergantung
pada antena dan jenis chip RFID yang digunakan. Seperti contoh autopayment pada
jalan tol, penghitungan stok pada ban berjalan, access gate.
·
Kecepatan dalam pembacaan data.
Kelemahan
daripada teknologi RFID :
·
Akan terjadi kekacauan informasi jika
terdapat lebih daripada 1 chip RFID melalui 1 alat pembaca secara bersamaan,
karena akan terjadinya tabrakkan informasi yang diterima oleh pembaca (kendala
ini dapat terselesaikan oleh kemampuan akan kecepatan penerimaan data sehingga
chip RFID yang masuk belakangan akan dianggap sebagai data yang berikutnya).
·
Jika terdapat freq overlap (dua freq dari
pembaca berada dalam satu area) dapat memberikan informasi data yang salah pada
komputer/pengolah data sehingga tingkat akuransi akan berkurang (permasalahan
ini dipecahkan dengan cara pengimplementasian alat diteksi tabrakan freq atau
menata peletakan area pembacaan sehingga dapat menghindari tabrakan).
·
Gangguan akan terjadi jika terdapat freq
lain yang dipancarkan oleh peralatan lainnya yang bukan diperuntukkan untuk
RFID, sehingga chip akan merespon freq tersebut (freq Wifi, handphone, radio
pemancar, dll).
·
Privasi seseorang akan secara otomatis
menjadi berkurang, karena siapa saja dapat membaca informasi dari diri
seseorang dari jarak jauh selama orang tersebut memiliki alat pembaca, sebagai
contoh seseorang dapat membaca jumlah uang yang dimiliki orang lain didalam dompetnya.
Konsep dan perencanaan pengimplementasian RFID dimasa
sekarang dan akan datang:
Pada sebuah gedung apartment telah menggunakan smart
tag (RFID sekarang) sebagai penganti kunci akses menuju gerbang apt, lift
(lantai yang dapat diakses dibatasi), tempat fasilitas.
Pada masa yang akan datang setiap manusia akan
ditanamkan chip RFID sebagai pengganti kartu pengenal, dimana didalam chip
tersebut akan tersimpan informasi mengenai orang tersebut dan jenis chip yang
akan ditanamkan adalah jenis aktif chip. Sebagai prototype project chip
tersebut telah diuji cobakan pada binatang peliharaan (seperti kucing, anjing
dimana pada saat binatang tersebut ditemukan dijalanan akan diketahui pemilik
dari binatang tersebut), pada tahanan khusus Amerika (penganti no tahan yang
ditato pada tangan tahanan).
Prototype smart home telah dibuat, dimana seluruh pintu
rumah, lampu dan perlengkapan lainnya akan secara otomatis merespon orang yang
memiliki chip tersebut dan mengaktifkan segala sesuatu sesuai dengan karakter
dari orang tersebut.
Sebagai Smart Tag pada passport sehingga birokrasi pada
imigrasi dapat diminimalisasi (teknologi ini telah diterapkan di Malaysia,
yaitu dibandara internasional terdapat ruang imigrasi khusus bagi warga
Malaysia, dimana seseorang masuk kedalam ruangan tersebut, menaruh passport
pada sebuah kotak kecil, dan menindai sidik jari, jika orang tersebut merupakan
orang yang benar, maka pintu menuju ruang keberangkatan akan secara otomatis
terbuka dan data tentang keberangkatan akan tercatat secara otomatis, jika tidak
maka pintu masuk sebelumnya terbuka dan orang tersebut keluar dari ruangan
tersebut. Segala aktifitas dari orang-orang yang terdapat didalam ruangan
tersebut akan di awasi dari ruangan lainnya oleh seorang petugas imigrasi
melalui monitor). Namun teknologi RFID pada passport ini telah membawa masalah
disalah satu negara eropa.
Dimasa yang akan datang, pelebelan pada seluruh produk
kebutuhan sehari-hari (seperti sampoo, sabun, makanan) akan dialihkan dari
teknologi barcode menuju RFID sehingga dapat dikombinasikan dengan teknologi
pembayaran yang berbasis RFID, dimana seseorang yang berbelanja di supermarket
tidak perlu antri berlama-lama ria di counter kasir, karena seluruh barang
belanjaan akan diditeksi secara otomatis oleh gate check out dan pemotongan
rekening pada rekening yang terdaftar pada chip pembayaran secara otomatis.
MANFAAT
DAN KEGUNAANNYA
Beberapa RFID komersial yang saat ini sudah beredar di pasaran ada yang bisa
diletakkan di bawah kulit. Pada tahun 2005 tercatat bahwa RFID tag terkecil
berukuran 0.4 mm x 0.4 mm dan lebih tipis daripada selembar kertas. Dengan
ukuran sekian maka secara praktis benda tersebut tidak akan terlihat oleh mata.
RFID tag yang pasif ini memiliki jarak jangkauan yang berbeda mulai dari 10 mm
sampai dengan 6 meter.
Pada bisnis Ritel, RFID dipergunakan untuk melakukan
tracking dan melakukan pencatatan terhadap seluruh inventori. Sistem RFID
memungkinkan komunikasi antara produk-produk yang telah di-tag dengan chip RFID
dengan RFID reader dan dengan Server lokal. Cara kerja sistem secara
keseluruhan menyerupai dengan penggunaan barcode label dan barcode scanner,
tetapi jauh lebih mudah, praktis dan memuaskan, karena petugas tidak perlu melakukan
scanning satu-per satu item, karena pada saat pelanggan melewati scanner (RFID
reader) seluruh item akan langsung terdeteksi atau dihitung secara bersamaan.
Dari segi sistem, untuk implementasi RFID dibutuhkan
sebuah server lokal, RFID reader dan pre-encoded labels (tags). Server ini akan
menyimpan seluruh data yang dibutuhkan dan aplikasi yang dapat membaca data
dari tag melalui RFID Reader. RFID Server ini juga terintegrasi dengan
Inventory Management System atau POS System. Baik tag maupun RFID Reader
dilengkapi dengan antena sehingga dapat menerima dan memancarkan gelombang
elektromagnetik yang memungkinkan untuk membaca multiple tagged item pada suatu
saat. Sensitifitas antena dapat di -set untuk setiap register yang dilayaninya,
setiap reader dapat meng-handel transmisi hingga 4 register pada saat
bersamaan.
RFID dapat menjadi barcode generasi berikutnya yang
dapat dipergunakan untuk otomatisasi inventory control karena akan memberikan
banyak kemudahan dan mengurangi biaya untuk distribusi barang dari pabrik atau
vendor ke gudang. RFID tidak memerlukan kontak langsung dan sebuah RFID Reader
dapat membaca semua tag RFID yang berada pada daerah jangkauannya. Dengan cara
ini maka waktu untuk inventory control dapat dihemat. Contohnya : Pada saat
sebuah box yang berisi ratusan item dikirim oleh vendor diterima oleh bagian
gudang, maka personal gudang akan memeriksa isi box tersebut dengan menggunakan
barcode scanner dan melakukan scanning item satu persatu. Tetapi dengan
menggunakan RFID, seluruh item yang dikirim telah di-tag dengan RFID chip, yang
dapat dibaca oleh RFID Reader seluruhnya pada saat bersamaan. Hal yang sama
juga dapat dilakukan pada saat Item Transfer antar lokasi / gudang, stock
opname dan lain sebagainya.
RFID juga dipergunakan untuk mempermudah dan
mempercepat transaksi pada sebuah Retail Store, antara lain untuk :
Smart Shelf : Smart Shelf yang berbasis RFID dapat
mendeteksi keberadaan setiap item pada sebuah rak. Ketika sebuah item diambil
dari rak, maka sistem dapat mendeteksi item yang diambil oleh pelanggan,
memberikan tanda dan mencatat item yang diambil, sehingga dapat dilakukan
real-time shelf inventory. Selain itu, perilaku pelanggan dapat dicatat dalam
database dan dipergunakan untuk strategi marketing.
Pada saat pelanggan selesai berbelanja dan akan
membayar di kasir (check out), maka RFID Reader secara otomatis mendeteksi
seluruh item (merchandise) yang akan dibeli oleh pelanggan, hal ini biasanya
dilakukan dengan melakukan scanning satu per satu item oleh kasir. RFID Reader membaca
RFID Chips yang melekat pada setiap item melalui frekuensi radio, kemudian
secara virtual melakukan scanning terhadap seluruh item. Kemudian RFID Reader
akan mengkomunikasikan dengan Server untuk men-generate penjualan pada register
secara otomatis.
Sales Return dapat dengan mudah dilakukan, karena
sistem secara otomatis memeriksa barang yang dikembalikan , pelanggan dapat
membawa atau mengembalikan RFID-tag pada item tanpa struk (store receipt), tag
ini kemudian akan me-refer ke database untuk mengetahui waktu pembelian, harga
beli saat itu (original price), bahkan informasi kartu kredit, dan lain-lain.
Informasi detail tentang Sales Return ini juga akan membantu Store untuk
mengupdate status stok dari item yang dikembalikan.
Manfaat RFID untuk pelaporan (reporting) akan lebih
berkualitas dan lebih cepat, contohnya : Berbagai laporan tentang inventory
dapat diketahui secara real-time dari Server Pusat, baik secara OnLine ataupun
menggunakan metode sinkronisasi data, Retailer dapat mengakses data pada seluruh
lokasi untuk mendapatkan laporan up-to-date mengenai stok barang. Dengan
menggunakan RFID, Retailer bisa mengurangi permasalahan ‘kekurangan stok’, yang
sering mengakibatkan ‘lost sales’, selain juga bisa mengurangi kepercayaan dan
kepuasan pelanggan. Hal ini dimungkinkan karena status stok dapat dengan mudah
di-track untuk mendapatkan data yang akurat tentang suatu produk tertentu pada
suatu saat, yang kemudian dihubungkan dengan supply-chain. Teknologi ini juga
memungkinkan Retailer untuk menganalisa tingkat utilisasi pada suatu lokasi
(Store) dan juga melakukan analisa produk per lokasi, sehingga Retailer bisa
menyediakan produk yang bersifat custom kepada pelanggan pada lokasi tertentu.
RFID dapat dipergunakan untuk mengurangi tingkat
kehilangan barang pada suatu store, karena RFID tags menempel pada setiap item
dan setiap item yang dibawa oleh pelanggan dapat di-track apakah sudah dibayar
atau belum. RFID juga dapat ditempatkan pada kartu pelanggan dan pada saat
kartu tersebut di-scan pada saat pembayaran (check out) di konter, monitor POS
dapat menawarkan produk-produk tambahan yang belum dibeli, berdasarkan data
histori yang tersimpan di database. Wiraniaga dapat menggunakan RFID
untuk membantu pelanggan mendapatkan barang sesuai kebutuhannya, misalnya :
ukuran, warna, lokasi item di rak atau di gudang dan lain-lain, berdasarkan
informasi yang disimpan pada RFID tags menggunakan scanner.
Pemakaian RFID di perpustakaan misalnya pintu security
ruang perpustakaan mampu mendeteksi buku-buku yang sudah dipinjam atau belum.
Ketika seorang user mengembalikan buku, security bit yang ada pada RFID tag
buku tersebut akan di-reset dan recordnya di ILS secara otomatis akan
di-update. Pada beberapa solusi yang berbasis RFID maka slip pengembaliannya
bisa di-generate secara otomatis pula. RFID juga mempermudah orang untuk
menyortir barang.
Pada tahun 2010 tiga faktor kunci yang mendorong
peningkatan signifikan dalam penggunaan RFID: penurunan biaya peralatan dan
tag, meningkatkan kinerja untuk kehandalan 99,9% dan standar internasional yang
stabil mengenai UHF RFID pasif. Dari perkembangannya pesat dan beberapa
kelebihan RFID ini maka sistem-sistem RFID menawarkan peningkatan efisiensi
dalam pengendalian inventaris, logistic dan manajemen rantai supply.
OPINI
:
RFID ini mulai pesat di gunakan karena perkembangannya dan beberapa
kelebihnannya yang menawarkan efisiensi dalam inventaris, logistic dan
manajemen rantai supply.
Dimasa mendatang diperkirakan jika RFID dapat semakin
murah dan efektif maka RFID akan menjadi suksesor bagi penggantian seluruh
scanner barcode (barcode optic), mulai dari penjualan hingga integrasi dengan
vendornya.
Sumber :
https://deddyprihadi.wordpress.com/2008/09/11/teknologi-rfid/
http://www.pekalongankab.go.id/fasilitas-web/artikel/teknologi/1615-rfid-radio-frekuency-identification-sebagai-teknologi-sistem-pengidentifikasian-objek-otomatis.html
0 komentar:
Posting Komentar