Hai kamu, iya kamu yang ada dalam diriku,
terkadang aku tidak mengenalimu. Siapa kamu sebenarnya? Tahukah kamu, ketika
aku berbeda pendapat denganmu hatiku sakit sekali, batinku menangis, dan aku
tetap tidak mengerti akan mengalir kemana konflik ini. Pikiranku tak lagi ku
mengerti, jiwaku tak lagi setegar biasanya, butuh beberapa menit bahkan
beberapa hari untuk meluruskan kembali benang-benang kusut dalam diriku.
Hai kamu, sungguh aku tak ingin peperangan ini
terjadi, lebih baik aku dibenci seluruh dunia tapi tak dibenci olehmu. Iya,
kamu, sisi lain dari diriku. Inikah yang biasa disebut oleh setiap orang
sebagai peperangan batin? Sungguh rasanya sangat sakit dan tidak enak.
Mempertanyakan pemikiran yang telah kita miliki selama ini, meragukan keputusan
yang baru saja diambil.
Hai kamu, bolehkah ku teteskan air mata ini
sejenak saja? Untuk melepas beban berat yang ada di pundakku. Untuk sebentar
saja merasakan kedamaian di atas segala kericuhan di dunia ini. Bolehkah?
Hai kamu, kukira aku akan baik-baik saja, selama
ini kita sudah sering membahas tentang hal ini kan? Betapa kita akan
mengikhlaskan apapun takdir yang ditentukanNya, bahwa apapun yang terjadi kita
akan tetap baik-baik saja. Tapi mengapa pada akhirnya hatiku sakit, kenapa aku
jadi lemah? Kenapa? Bisakah kau jelaskan padaku, wahai kamu sisi lain dariku?
Hai kamu, peluklah diriku sebentar saja, katakan
kepadaku bahwa aku adalah wanita yang tegar. Bantu aku berdiri, bantu aku untuk
menjadi kuat kembali seperti biasa. Karna aku tahu kamu masih tetap berpegang
pada prinsip kita dulu, meskipun terkadang aku lemah, aku tahu akan selalu ada
kamu yang menguatkanku.
Hai kamu, maafkanlah aku, biarkan aku menuangkan
segala keluh kesahku sebentar saja, hanya untuk saat ini saja. Agar pikiranku
tak lagi kusut dan aku bisa lebih fokus dengan berbagai macam tujuan yang telah
kita tentukan bersama.
Hai kamu, terimakasih ya. Terimakasih telah
menguatkanku, untuk kembali menantang kerasnya dunia. Sekarang kita sudah bisa
kembali berjalan di jalur yang sama, sekarang tak ada lagi hati yang bingung,
semua sudah selesai. Terimakasih karna kamu telah mendengarkanku dengan
seksama. Terimakasih kamu, sisi lain diriku. Meskipun aku terkadang tak
mengenalimu, tapi aku tahu bahwa kamu akan selalu ada di sisiku, sepanjang
apapun jalan yang kita tempuh kau kan terus genggam erat diriku, sehingga tidak
terlepas dari jalur kehidupanku.
0 komentar:
Posting Komentar