Kegelapan malam semakin terasa seiring berjalannya waktu, keheningan
menjadi musik yang mengiringi tidurmu. Kau lihat kanan dan kirimu, semua sudah
tertidur lelap. Seharusnya kau pun juga begitu, ditambah lagi kemarin malam
tugas-tugas kuliah sukses membuatmu hanya tidur beberapa jam saja. Tapi
kenyataannya, malam ini sedikitpun tak kunjung bisa kau pejamkan matamu. Ada
sesuatu yang mengganggu pikiranmu.
Matamu mulai nanar menerawang, kau urungkan niat untuk tidur.
Meskipun tubuhmu sudah sangat lelah, meski otakmu sudah meronta butuh
istirahat, tapi sayangnya hatimu menolak. Hingga kaupun menyadari bahwa kau
sedang berperang melawan dirimu sendiri. Ada kenangan-kenangan lama yang
menggeliat memasuki jiwamu, kenangan itu lambat laun mulai mengambil alih
pikiranmu. Aaah kamu jadi teringat masa itu.
Terima saja bahwa malam ini kau sedang kurang beruntung, esok kau
harus bangun pagi-pagi sekali dan malam ini kau malah diajak bermain oleh
pikiranmu. Yah, anggap saja dewi keberuntungan memang sedang mengujimu, mungkin
kau butuh sedikit "sentilan" dalam hidup ini untuk dapat menyadari
apalah makna dari kehidupanmu ini.
Akhirnya, kau mengaku kalah dengan dirimu sendiri dan mulai membuka
laptopmu untuk menuliskan segala keluh kesah yang bercengkrama dihatimu. Haha,
kau memang orang yang tak pernah bisa mengungkapkan emosimu dengan baik secara
verbal. Untunglah kau bisa menyalurkannya dalam tulisan dan gambar, ya, kau
masih beruntung, setidaknya kamu tidak punya pikiran untuk mengakhiri hidupmu.
Tidak secepat itu.
Kata demi kata mulai mengalir, ia membentuk suatu alur tertentu, alur
yang tak dapat kau tebak ujungnya. Peduli setan dengan dimana cerita ini akan
berakhir, yang kau pikirkan saat ini hanyalah bagaimana kau bisa menumpahkan
segala keluh kesahmu, dan malam ini kau dapat tidur dengan tenang. Aah
seandainya saja kau punya sedikit keberanian untuk memperjuangkan keinginanmu,
kau tidak akan berakhir menyedihkan begini.
Entah sejak kapan pemikiran seperti itu ada padamu, sebuah pemikiran
konyol dengan satu kesimpulan: kau tak akan pernah menang darinya, kau tak akan
bisa mempertahankan keinginanmu. Argumenmu kurang kuat, setiap perkataanmu akan
dengan mudahnya dipatahkan olehnya. Yah sepertinya kau harus cukup puas dengan
hanya menuliskan perasaanmu, berharap saja waktu kan menyembuhkan lukamu.
Tapi tidak, kau yang sekarang hanya membohongi dirimu sendiri! Kau
tahu semakin kau pendam, rasa sakit itu semakin menjadi-jadi. Tapi kau takut,
kau takut keinginanmu akan dirusak lagi olehnya. Kau lebih memilih diam
daripada melawan, karna sekuat apapun kau melawan, kau tak pernah bisa menang.
Kau lebih memilih menelan semua kepahitan dan anganmu daripada harus bergulat
dengannya. Kau yang sekarang sangat lemah! Kasihan sekali kau, apakah waktu
yang telah mengajarimu itu semua?
Sudahlah, tubuhmu sudah lelah, matamu sudah sangat ingin terpejam,
kau sudah harus istirahat. Hentikan saja keluh kesahmu ini. Berharaplah esok
hari semua akan baik-baik saja. Semoga. Berharaplah esok hari keajaiban datang
dan kau dapat kembali menatap hari dengan senyuman. Aku sudah merindukan
senyuman indahmu itu, aku juga rindu tawa lepasmu. Tolonglah, hapus air matamu,
jadilah orang yang kuat. Karna masih banyak yang menyayangimu. Dan aku, aku
akan selalu ada disini menemanimu, akan kudengarkan keluh kesahmu. Meski kau
tak dapat melihatku, tapi aku selalu ada untukmu, dan akan kupastikan bahwa kau
akan baik-baik saja. Karna aku menyayangimu, maka tersenyumlah.
0 komentar:
Posting Komentar